Jaman dulu Peran Bir di Kehidupan Mesir Kuno sangat penting, karena bir merupakan minuman pokok bagi rakyat Mesir, dan sering disajikan pada waktu makan kalangan atas atau orang kaya Mesir. Minuman berakohol ini juga sering disertakan dalam persembahan untuk dewa.
Dalam memberi upah karyawan bir juga dijadikan alatnya. Di kala itu, seorang pekerja di daerah Giza, akan menerima bir 3 kali sehari sebagai upah bekerjanya. Namun, bir pada masa Mesir kuno tidak begitu memabukkan. Konon, bir Mesir kuno justru bergizi, kental, dan manis. Karena bahan utama bir Mesir kuno terbuat dari roti yang berasal dari adonan beragi yang penuh , termasuk gandum.
Menurut cerita legenda, satu dari sembilan dewa Mesir kuno yang berandil dalam pembuatan Mesir bawah atau Osiris, mengajarkan seni pebuatan bir pada masa itu. Proses peragian bir yang dilakukan secara tradisional bukan hanya dikerjakan oleh para perempuan, tapi masih ada beberapa dari mereka yang melakukanya untuk mendapatkan uang tambahan atau barang barter yang berguna buat mereka atau keluarganya.
Hqt, heqet, atau heket merupakan kata-kata yang digunakan untuk menyebut bir, sedangkan minuman keras dikenal dengan tnmw atau tenemu. Masih terdapat beberapa jenis bir lain yang disebut dengan haAmt atau ahmet. Penentu dari kata Hqt (bir) adalah sebuah kendi bir.
Menurut Ancient Egypt Online, bir juga menonjol dalam literatur sastra Mesir. Dalam prasasti tertanggal sekitar 2200 SM disebutkan, "Mulut pria yang sangat puas adalah mulut yang penuh dengan bir". Ada lagi dalam naskah kuno "Instruksi Ani" menulis, "Ibumu mengirimmu ke sekolah ketika kamu sudah siap untuk diajarkan menulis, dan dia menunggumu setiap hari di rumah dengan roti dan bir".
Dalam memberi upah karyawan bir juga dijadikan alatnya. Di kala itu, seorang pekerja di daerah Giza, akan menerima bir 3 kali sehari sebagai upah bekerjanya. Namun, bir pada masa Mesir kuno tidak begitu memabukkan. Konon, bir Mesir kuno justru bergizi, kental, dan manis. Karena bahan utama bir Mesir kuno terbuat dari roti yang berasal dari adonan beragi yang penuh , termasuk gandum.
Menurut cerita legenda, satu dari sembilan dewa Mesir kuno yang berandil dalam pembuatan Mesir bawah atau Osiris, mengajarkan seni pebuatan bir pada masa itu. Proses peragian bir yang dilakukan secara tradisional bukan hanya dikerjakan oleh para perempuan, tapi masih ada beberapa dari mereka yang melakukanya untuk mendapatkan uang tambahan atau barang barter yang berguna buat mereka atau keluarganya.
Hqt, heqet, atau heket merupakan kata-kata yang digunakan untuk menyebut bir, sedangkan minuman keras dikenal dengan tnmw atau tenemu. Masih terdapat beberapa jenis bir lain yang disebut dengan haAmt atau ahmet. Penentu dari kata Hqt (bir) adalah sebuah kendi bir.
Menurut Ancient Egypt Online, bir juga menonjol dalam literatur sastra Mesir. Dalam prasasti tertanggal sekitar 2200 SM disebutkan, "Mulut pria yang sangat puas adalah mulut yang penuh dengan bir". Ada lagi dalam naskah kuno "Instruksi Ani" menulis, "Ibumu mengirimmu ke sekolah ketika kamu sudah siap untuk diajarkan menulis, dan dia menunggumu setiap hari di rumah dengan roti dan bir".